Kerjaaan Samudera Pasai adalah kerajaan pertama di Indonesia yang menganut agama Islam. Posisi kerajaan Samudera Pasai begitu strategis yaitu di jalur pelayaran perdagangan internasional pada masa itu yaitu selat Malaka. Kerajaan Samudera Pasai berkembang menjadi kerajaan Islam yang kuat dengan dukungan hasil bumi, dan bandar - bandar penghubung (bandar transito) antara pedagang Islam dari arah barat dengan pedagang Islam dari timur.
Kerajaan Samudera Pasai mengalami perkembangan yang cukup pesat pada masa itu, baik dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
a. Kehidupan Politik
Kerajaan ini didirikan oleh Nazimuddin Al Kamil, seorang laksamana laut dari Mesir yang mendapat tugas merebut pelabuhan Kambayat di Gujarat yang dijadikan tempat pemasaran barang - barang perdagangan dari Timur pada tahun 1128 M. Nazimuddin juga mendirikan sebuah kerajaan di Sumatera bagian utara dengan tujuan untuk dapat menguasai hasil perdagangan rempah - rempah dan lada. Nazimuddin meletakkan dasar - dasar pemerintahan Kerajaan Samudera Pasai dengan berlandaskan kepada hukum - hukum ajaran agama Islam. secara politis Kerajaan Samudera Pasai di bawah kekuasaan kerajaan Majapahit.
Dinasti Mamaluk (aliran Syafii) berhasil mengalahkan dinasti Fatimiyah (aliran syiah) ingin merebut Samudera Pasai agar dapat menguasai lada di wilayah timur. Maka Dinasti Mamaluk mengirim syeikh Ismail yang bersekutu dengan Marah Silu (keturunan Marah Pasai) merebut Kerajaan Samudera Pasai dan mengangkat Marah Silu sebagai rajanya dengan gelar Sultan Malikul Shalih.
Setelah Sultan Malikul Shalih wafat, tahta kerajaan digantikan oleh Sultan Malikul Thahir yang memerintah dari tahun 1297 - 1326 M. di masa al Malikut Thahir putra kedua sultan bernama Abdullah memisahkan diri ke daerah Aru(Barumun) dan bergelar Sultan Malikul Mansur.
Ketika Kerajaan Malaka muncul dan berkembang sebagai pusat perdagangan di selat Malaka, kedudukan Kerajaan Samudera Pasai sebagai daerah perdagangan mulai meredup.
b. Kehidupan Ekonomi
Letak Strategis Samudera Pasai yang mendukung kreativitas masyarakatnya untuk terjun langsung ke dunia maritim. Kerajaan Samudera Pasai menyiapkan bandar - bandar yang dapat digunakan sebagai tempat untuk hal - hal seperti
Kehidupan sosial masyarakat Samudera Pasai diatur menurut aturan dan hukum - hukum Islam, dalam pelaksanaannya banyak terdapat kesamaan dengan kehidupan sosial masyarakatnya di negeri Mesir atau pun Arab. Sistem kehidupan yang banyak memiliki persamaan dengan daerah - daerah Arab sehingga daerah Aceh mendapat julukan Daerah Serambi Mekkah.
Kerajaan Samudera Pasai mengalami perkembangan yang cukup pesat pada masa itu, baik dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
a. Kehidupan Politik
Kerajaan ini didirikan oleh Nazimuddin Al Kamil, seorang laksamana laut dari Mesir yang mendapat tugas merebut pelabuhan Kambayat di Gujarat yang dijadikan tempat pemasaran barang - barang perdagangan dari Timur pada tahun 1128 M. Nazimuddin juga mendirikan sebuah kerajaan di Sumatera bagian utara dengan tujuan untuk dapat menguasai hasil perdagangan rempah - rempah dan lada. Nazimuddin meletakkan dasar - dasar pemerintahan Kerajaan Samudera Pasai dengan berlandaskan kepada hukum - hukum ajaran agama Islam. secara politis Kerajaan Samudera Pasai di bawah kekuasaan kerajaan Majapahit.
Dinasti Mamaluk (aliran Syafii) berhasil mengalahkan dinasti Fatimiyah (aliran syiah) ingin merebut Samudera Pasai agar dapat menguasai lada di wilayah timur. Maka Dinasti Mamaluk mengirim syeikh Ismail yang bersekutu dengan Marah Silu (keturunan Marah Pasai) merebut Kerajaan Samudera Pasai dan mengangkat Marah Silu sebagai rajanya dengan gelar Sultan Malikul Shalih.
Setelah Sultan Malikul Shalih wafat, tahta kerajaan digantikan oleh Sultan Malikul Thahir yang memerintah dari tahun 1297 - 1326 M. di masa al Malikut Thahir putra kedua sultan bernama Abdullah memisahkan diri ke daerah Aru(Barumun) dan bergelar Sultan Malikul Mansur.
Ketika Kerajaan Malaka muncul dan berkembang sebagai pusat perdagangan di selat Malaka, kedudukan Kerajaan Samudera Pasai sebagai daerah perdagangan mulai meredup.
b. Kehidupan Ekonomi
Letak Strategis Samudera Pasai yang mendukung kreativitas masyarakatnya untuk terjun langsung ke dunia maritim. Kerajaan Samudera Pasai menyiapkan bandar - bandar yang dapat digunakan sebagai tempat untuk hal - hal seperti
- menambah perbekalan pelayaran
- mengurus soal - soal atau masalah - masalah perkapalan
- mengumpulkan barang - barang dagangan yang akan dikirim ke luar negeri
- menyimpan barang - barang dagangan sebelum diantar ke beberapa daerah di Indonesia
Kehidupan sosial masyarakat Samudera Pasai diatur menurut aturan dan hukum - hukum Islam, dalam pelaksanaannya banyak terdapat kesamaan dengan kehidupan sosial masyarakatnya di negeri Mesir atau pun Arab. Sistem kehidupan yang banyak memiliki persamaan dengan daerah - daerah Arab sehingga daerah Aceh mendapat julukan Daerah Serambi Mekkah.
d. Kehidupan Budaya
Sebagai kerajaan maritim tidak banyak terdapat atau ditemukan peninggalan - peninggalan kebudayaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar