Rabu, 28 Januari 2009

Islam di Portugal

imageThe Islam is not the source of the terrorism, but yes its solution. Demikian banner yang dipasang besar-besar di halaman muka situs www.alfurqan.pt, sebuah situs internet Muslim yang banyak diakses warga Portugal. Situs ini memang kerap dijadikan rujukan untuk mempelajari Islam, baik bagi warga Muslim maupun non-Muslim. Sejak Tragedi 11 September, umat Muslim Portugal memang turut kena getahnya. Maklum saja, di negara ini, Islam adalah agama minoritas. Agama mayoritas di negara yang pernah berdiri khilafah Islam ini adalah Katolik Roma.

Dan sekarang, mereka kembali direpotkan dengan Tragedi Madrid, saat sebuah stasiun kereta di negera tetangganya, Spanyol, dibom, dan Muslim Maroko di sana diduga terlibat. Padahal sebelumnya, hubungan Muslim dengan warga lain sangat harmonis. Peresmian Masjid Agung Lisabon pada tanggal 29 Maret 1985 dihadiri oleh presiden Portugal, perdana menteri, diplomat dari negara-negara Islam serta pejabat sipil dan militer.

Ketua Lembaga Komunitas Muslim Lisboa pada sambutannya menyatakan bahwa dengan pembangunan masjid tersebut, akan dapat memperkaya keberagaman di Portugal. "Kita sebagai minoritas Muslim di negara ini, juga bangga sebagai warganegara yang diakui keberadannya.

Dengan demikian, diharapkan bisa kian meningkatkan hubungan harmonis antarumat beragama." Masjid Lisabon ini dibangun atas bantuan dana dari sejumlah negara Islam antara lain Saudi Arabia, Kuwait, Uni Emirat Arab, Libya, Pakistan, Lebanon, Oman, Mesir, Yordania dan Iran. Kini, harmonisasi itu sedikit terusik. Bukan pembatasan-pembatasan dari pemerintah, melainkan dari sikap warga negara lainnya. Salah satu pemicu 'ketidakenakan' hubungan itu adalah headline surat kaabar The Public yang memuat tulisan Dr Miguel Sousa Tavares, cendekiawan setempat. Ia membuat analisis berjudul Islam, Terror and Lies.

Sehari setelah tulisan itu muncul, majalah muslim Al Furqan segera menanggapi dengan tanpa emosi. Isi penjelasan itu tentang inti ajaran Islam yang penuh rahmah (cinta kasih). ''Harus dilihat orang per orang, tidak bisa disebut Islam lah pelakunya (pemboman itu),'' begitu kutipan surat Mahomed Yiossuf Mohamed Adamgy, pimpinan Al Furqan, dalam surat terbukanya kepada The Public. Dan, Muslim Portugal kini bahu membahu berjuang menepis citra negatif Islam. Pesan-pesan seperti Tak Ada Satu Agamapun yang Melegalkan Terorisme, atau Islam Bukan Agama Teror banyak dipasang di masjid-masjid dan Islamic Center di sana.

Meski minoritas, namun jumlah kaum Muslim di negeri ini tidak bisa dibilang sedikit. Saat ini, jumlah mereka diperkirakan sebanyak 30 ribu orang, atau 1 persen dari jumlah penduduk. Mereka terbagi menjadi beberapa kelompok. Di antaranya berasal dari Mozambik, Afrika, Makao, pulau Goa di India, dari bagian timur Indonesia, Kenya, dan kaum muslimin yang datang dari negara-negara Arab, seperti Mesir, Maroko, Aljazair dan lainnya. Ada pula Muslim penduduk asli Portugal yang baru masuk Islam.

Menyatu sejak tahun 1968
Ghirah keislaman mulai menggeliat di Portugis sejak awal tahun 1960. Delapan tahun kemudian, 1968, berdiri sebuah lembaga Islam Portugal di Lisabon dengan nama Al-Jama'ah al-Islamiyyah Lilisybunah. Ini merupakan lembaga Islam pertama yang ada di negara tersebut. Lembaga ini menyewa sebuah apatermen yang mereka jadikan sebagai sekretariat lembaga sekaligus sebagai tempat untuk melaksanakan ibadah shalat. Tahun itu pula, muncul lembaga keagamaan dan kebudayaan Islam di sejumlah wilayah Portugal. Comunidade Islamica de Lisboa (Islamic Community of Lisbon), dibentuk oleh 17 orang Muslim dengan pemimpin pertamanya adalah Suleiman Valy Mamede, sampai 1985.

Lembaga tersebut tak hanya diperuntukkan bagi umat Muslim yang memang warganegara Portugal, namun juga Muslim warganegara asing di sana. Setelah jumlah kaum muslimin yang datang dari negara-negara jajahan ke Portugal kian bertambah, maka pada tahun 1977 negara akhirnya memberikan sebidang tanah untuk kaum muslimin guna membangun masjid dan Islamic Center di Lisabon. Pada tahun 1985 telah berdiri badan pengawas dari beberapa kedutaan besar negara Islam untuk Portugal di bawah kendali kedutaan besar Maroko.

Sekarang di Portugal telah ada dua mesjid jami' dan 17 mushalla yang sebagian besar terletak di Lisabon dan empat mushalla di kota Coimbra bagian tengah Portugal, Filado Kondah di utara, Evoradi di selatan dan di Porto, kota tertua di Portugal. Di ibukota Lisabon juga terdapat sekolah Islam bernama Dar al-Ulum al-Islamiyyah yang berdiri tahun 1995. Serta di beberapa mesjid dan mushalla telah ada halaqah tahfid Alquran al-Karim dan beberapa kelas untuk mempelajari bahasa Arab dan ilmu-ilmu Islam lainnya. Saat ini jumlah siswa dan siswi yang belajar di sekolah Dar al-Ulum al-Islamiyyah kurang lebih 70 pelajar dengan 7 orang tenaga pengajar.

Sekolah ini setingkat dengan sekolah menengah pertama dan menengah atas. Kaum muslimin Portugal menerbitkan pula sejumlah jurnal berbahasa Portugal dan berbahasa Arab seperti majalah Islam yang diterbitkan oleh lembaga al-Jama'ah al-Islamiyyah lilisybunah, majalah al-Qalam, dan majalah al-Nur yang diterbitkan oleh lembaga al-Jama'ah al-Islamiyyah di La Ranjiru dengan menggunakan bahasa Portugal dan terbit dua bulan sekali. Tahun 1981, majalah Islam Al-Furqan, terbit untuk pertama kali. Direkturnya adalah M Yiossuf Mohamed Adamgy.

Majalah dua bulanan tersebut merupakan salah satu majalah Islam berbahasa Portugis yang secara konsisten membela ajaran Islam. Berbagai kegiatan kerap disponsori oleh al-Furqan seperti penyelenggaraan konferensi Islam, pembuatan program televisi, penerbitan buku agama dan lain-lain. Pada tahun 1996, majalah ini sudah punya homepage di internet. Sebuah kontroversi pernah terjadi di tahun 1982 pada saat diterbitkannya Alquran terjemahan bahasa Portugis oleh Jose Pedro Machado dengan kata pengantar dari Suleiman Valy Mamede ketua Lembaga Komunitas Islam Lisbon.

Dia secara pribadi menjamin kualitas dari terjemahan tersebut. Namun pada tanggal 8 Juni 1982, majalah Al-Furqan melansir berita yang menyebutkan terjadinya kesalahan tafsir dari Alquran tadi yang sangat tidak sesuai dengan aslinya. Komisi peneliti menemukan sejumlah kejanggalan serta langsung merekomendasikan agar Alquran ini ditarik dari peredaran. Suleiman Valy Mamede dua bulan kemudian mengakui adanya beberapa kesalahan dalam penerjemahan Alquran tersebut.

Islam di Pantai Gading

Pantai Gading atau Ivory Coast atau Cote d’Ivoire (bhs. Perancis), terletak di pantai Atlantik, tepatnya di teluk Guinea, Afrika Barat, sebuah negara kaya, penghasil coklat terbesar di dunia, berbatasan dengan banyak negara, antara lain Burkina Faso, Mali, Guinea, Liberia dan Ghana. Pada awalnya, Pantai Gading adalah suatu perkampungan yang sangat terisolasi, didiami tak kurang dari 60 suku, ditemukan oleh para pedagang Portugis dan Perancis pada abad ke-15. Mereka mencari gading dan budak, dan pada akhirnya Perancis memenangkan pendudukan terhadap Pantai Gading hingga abad ke-20. Mungkin Pantai Gading adalah sebuah negara di antara sedikit negara yang dibangun penuh dengan pertikaian agama sampai saat ini, yaitu Islam dan Kristen. Islam di utara dan Kristen di selatan, mereka saling berebut kekuasaan.

Dengan wilayah seluas 322.460 km2, sedikit lebih luas dari New Mexico, Amerika Serikat, beriklim tropic dan kering, mempunyai tiga musim, yaitu hangat kering (Nopember-Maret), panas kering (Maret-Mei) dan panas hujan (Juni-Oktober). Dihuni sekitar 17.327.724 orang, terdiri dari suku asli Afrika 97% (Akan 42%, Gur/Voltaiques 17%, Mende 27%, Krous 11%, lain-lain 3%), dengan pertumbuhan rata-rata 2,11% per-tahun, angka kelahiran 39,64 per-1000, angka kematian 18,48 per-1000. Agama Islam dianut sekitrar 40%, Kristen 30% dan penganut kepercayaan 30%. Bahasa nasional mereka adalah Perancis, di samping bahasa setempat, yaitu Dioula.

Ekonomi
Pantai Gading adalah produsen dan eksportir terbesar kopi, coklat dan minyak nabati. Konsekwensinya beresiko ekonomi tinggi, yaitu sering terimbas fluktuasi harga internasional. Walaupun pemerintah Pantai Gading berusaha mendiversifikasi ekonominya, namun mereka ternyata masih tetap menggantungkan ekonominya pada ketiga produksi pertanian tersebut, yang menurut statistik, mendayagunakan tidak kurang 68% penduduk. Pada tahun 1994, ekonomi Pantai Gading agak membaik, ketika mereka mendevaluasi mata uang CFA Frank sebesar 50%, juga melakukan upaya lain yaitu mengimprovisasi harga kopi dan coklat, memacu eksport hasil pertanian non-tradisional seperti karet dan nenas, serta meliberalisasi perbankan. Mempunyai angka pertumbuhan rata-rata minus 1,9% dan inflasi berkisar 3,4%, Pantai Gading termasuk negara yang labil dalam pengembangan perekonomiannya. Jumlah angkatan kerja sebanyak 6,64 juta orang, yang diserap oleh sector pertanian sebanyak 68% serta industri dan jasa 32%. Hasil pertanian berkisar pada kopi, coklat, minyak nabati, pisang, jagung, beras., tapioca, kentang, gula, kapas, karet dan kayu. Sedangkan hasil industri berkisar pada bahan makanan, minuman, produk kayu, penyulingan minyak, assembling trul dan bis, tekstil, dan listrik.

Hasil komoditi yang dieksport adalah coklat, kopi, kayu, gas, kapas, pisang, minyak nabati, dan ikan. Tujuan eksport adalah Perancis, Belanda, Amerika Serikat dan Spanyol. Sedangkan komoditi yang diimport adalah bahan bakar, bahan makanan, dan capital equipment. Komoditi import berasal dari Perancis, Nigeria dan Inggris. Indonesia belum termasuk di dalamnya. Mata uang yang digunakan adalah CFA Frank (XOF). US $ 1,- seharga 581,2 XOF.

Sejarah Pemerintahan
Nama lengkap Pantai Gading adalah Republic of Cote d’Ivoire (Ivory Coast), terbagi dalam 19 regions (propinsi), dengan ibukotanya YAMOUSSOUKRO (sejak tahun 1983). Sedangkan Abidjan dijadikan sebagai pusat administrasi dan komersial. Banyak negara, termasuk Amerika Serikat, yang menempatkan kedutaan besarnya di Abidjan, bukan di Yamoussoukro.

Perancis semakin memperkokoh aneksasinya atas Pantai Gading sejak tahun 1842, pada tahun 1893, Pantai Gading menjadi sebuah republik otonom di bawah kendali Perancis. Tahun 1959 dibentuk kesatuan adat antara Pantai Gading, Benin, Niger dan Burkina Faso. Akhirnya pada tanggal 7 Agustus 1960, Pantai Gading memperoleh kemerdekaan dari Perancis, dan terpilih sebagai Presiden pertama adalah Felix Houphouet-Boigny.

Felix Houphouet-Boigny terpilih kembali secara demokratis pada pemilu presiden tahun 1990, dan beliau wafat pada tahun 1993. Henri Konan Bedie menggantikan beliau sampai dengan tahun 1999. Pada tahun 1999 inilah, Pantai Gading memulai babak baru, ketika Alassane Ouattara, tokoh muslim yang disegani, mantan Perdana Menteri tahun 1990-1993, dan pejabat senior IMF berkeinginan mengikuti pemilu presiden. Munculnya Alassane Ouattara disebabkan program Bedie yang dianggap sectarian, yaitu dengan memunculkan program kebanggaan atas kemurnian bangsa Pantai Gading, serta menyingkirkan pendatang dari Mali dan Burkina Faso, yang mayoritas muslim. Alassane Ouattara termasuk tokoh muslim dari utara Pantai Gading yang dianggap bukan penduduk asli, namun berasal dari Burkina Faso. Sayangnya, sebelum pemilu diselenggarakan pada bulan Oktober 2000, Jendral Robert Guei melaklukan kudeta pada bulan Desember 1999. Ketika pemilu presiden diselenggarakan pada Oktober 2000, Laurent Gbagbo terpilih sebagai presiden Pantai Gading, namun dianggap oleh kalangan luas sebagai kemenangan yang penuh tipu daya. Alassane Ouattara memboikot pemilu yang penuh kecurangan tersebut, sedangkan Robert Guei hengkang keluar negeri dan memobilisasi pemberontakan, dan akhirnya terbunuh pada tanggal 19 September 2002.

Alassane Ouattara yang mendapatkan dukungan penduduk bagian utara yang notabene mayoritas Muslim menjadi opposan. Sedangkan Laurent Gbagbo sebagai presiden yang penuh kontroversi mendapat dukungan penduduk bagian selatan yang mayoritas Kristen. Tekanan yang begitu kuat yang melibatkan suku dan agama (Islam dan Kristen), yang menewaskan ribuan penduduk, memaksa Presiden Laurent Gbagbo menyerah dan mengadakan rekonsoliasi dengan pihak oposisi. Akhirnya setelah diadakan perundingan di Paris pada bulan Januari 2003, Laurent Gbagbo bersedia membagi kekuasaan kepada pihak oposisi. Bulan Maret 2003, Seydou Diarra, seorang tokoh muslim, diangkat sebagai Perdana Menteri Pantai Gading.

Sedangkan Alassane Ouattara sendiri yang diragukan kewarganegaraannya, pada bulan Juni 2002 telah diakui penuh sebagai warga Pantai Gading, dan beliau mempersiapkan diri untuk mengikuti pemilu presiden tahun 2005. Sebagaimana diketahui, mayoritas muslim, mengontrol penuh bagian utara Pantai Gading.

Presiden Laurent Gbagbo membuat blunder paling berat dalam sejarah pemerintahannya, yaitu ketika tanggal 6 Nopember 2004 pasukannya melakukan pemboman terhadap kamp militer Perancis yang menewaskan 31 tentara. Perancis membalasnya dengan menembak 2 buah pesawat Sukhoi dan 5 helikopter milik Pantai Gading. Ketegangan pun merebak, baik antara Perancis dan Pantai Gading, maupun sebagian rakyat Pantai Gading yang berkeinginan kuat untuk mengusir warga Perancis di Pantai Gading.

Tentu saja situasi ini tidak menguntungkan Laurent Gbagbo, di satu pihak memimpin pemerintahan yang sangat labil, didera pertikaian antara Kristen dan Muslim yang saling berebut kekuasaan, di lain pihak berhadapan dengan Perancis yang pernah menjajah negaranya.

Perkembangan Islam di Pantai Gading
Islam datang ke Afrika Barat dalam 3 (tiga) gelombang. Pertama pada abad ke-9 ketika bangsa Berber Afrika Utara menyebarkan Islam ke kerajaan Ghana. Kedua pada abad ke-13, ketika kerajaan Mali terbentuk dan menyebarkan Islam ke seluruh Sabana di Afrika Barat sampai dengan abad ke-18. Terakhit pada abad ke-19 ketika seorang pahlawan muslim Mali, yaitu Samore Toure menyebarkan ke arah selatan Afrika.

Islam masuk ke Pantai Gading pada gelombang ke-2, yaitu pada abad ke-13 ketika kerajaan Mali berjaya dan menyebarkan Islam ke seluruh penjuru Afrika Barat. Sedangkan Kristen datang pada abadn ke-17. Mayoritas pemeluk Islam di Pantai Gading beraliran Sunni, dan mengikuti Madzhab Maliki. Aliran sufi juga dianut oleh sebagian komunitas muslim Pantai Gading. Aliran sufi yang dianut adalah Qadiriyah dan Tijaniyah. Syi’ah dan Ahmadiyah dianut oleh sebagian kecil komunitas Islam Pantai Gading.

Sebagaimana dirilis oleh IslamOnline.net, dari 16 juta penduduk Pantai Gading, 60% beragama Islam, 22% Kristen (Katolik) dan 18% animis, bukan 40% Islam, 30% Kristen dan 30% animis sebagaimana dirilis oleh CIA Worldfact. Hal ini sinergi dengan hasil penelitian Library of Congress Country Studies, yang menyatakan bahwa 1 dari 4 penduduk Pantai Gading adalah Muslim, sedangkan Kristen 1 berbanding 8.

Untuk mengaburkan jumlah dan peranserta ummat Islam di Pantai Gading, pemerintahan era Henri Konan Bedie meluncurkan program ‘kemurnian trah Pantai Gading’. Ini berarti, suku pendatang yang menetap di bagian utara Pantai Gading yang berasal dari Mali dan Burkina Faso dan mayoritas muslim tidak mendapatkan tempat yang layak (kelas dua). Hal inilah yang memicu perang antar agama di Pantai Gading, tak beda jauh dengan Nigeria. Dengan alasan ini pula, tokoh muslim Pantai Gading, Alassane Dramane Ouattara hengkang dari jabatan perdana menteri tahun 1993 dan memilih menjadi deputy direkttur jendral IMF. Alassane Outtara dituduh bukan berasal dari ‘trah asli Pantai Gading’, namun berasal dari Burkina Faso.

Ummat Islam memang berjuang keras untuk mewujudkan impiannya memimpin Pantai Gading dalam pemerintahan. Oleh karena itu, Alassane Ouattara sebagai tokoh dan intelektual muslim merasa perlu untuk memperjuangkannya melalui jalur demokrasi yaitu pemilu presiden, walaupun pada tahun 2000 masih terganjal karena masalah ‘kewarganegaraan’. Beliau akhirnya memboikot pemilu. Sebenarnya Alassane Ouattara diganjal bukan karena issu kewarnegaraan, namun karena beliau adalah seorang muslim. Alasan inilah yang memicu perang saudara berkepanjangan di Pantai Gading sejak tahun 2000. Ummat Islam yang berjumlah 60% dan menguasai penuh daerah utara Pantai Gading menolak pemerintahan Laurent Gbagbo. Padahal bapak pendiri Pantai Gading, Felix Houphouet-Boigny membangun negara Pantai Gading dengan penuh toleransi, namun secara sia-sia dihancurkan oleh penerusnya yaitu Henri Konan Bedie dan Laurent Gbagbo.

Islam di Pantai Gading, telah dimuat di majalah Amanah No. 60 TH XVIII Maret 2005 / Muharram - Shaffar 1426 H

Senin, 26 Januari 2009

JIHAD FII SABILILLAH

PENGERTIAN
perkataan Al-Jihaad maknanya : Istifrooghu maa fiil wus'i wattooqoti min qaulin aw fi'li (Mencurahkan segenap tenaga dan kekuatan baik berupa Ucapan maupun Perbuatan).
Penulis Munjid mengatakan: Jaahada Mujaahadatan wa Jihaadan artinya Badzala wus'ah (Mengerahkan tenaganya atau Masing-masing di antara keduanya mengerahkan kekuatannya dalam menolak pasangannya).
Dan didalam tafsir An-Naisabury : Dan yang shahih sesungguhnya Al-Jihaad adalah Badzlul Majhuudi fii Husuulil Maqshoudi (mengerahkan segala jerih payah untuk mencapai tujuan).
makna bahasa diatas dapat diperoleh Ta'rif Lughowi yang merupakan hakikat lughowiyyah bagi perkataan Al-Jihaad yaitu: "Jihad adalah pengerahan kekuatan yang didalamnya saling tolak menolak antara dua kutub walaupun pada takdirnya (bukan pada zahirnya)."
Perkataan jihad mengikut bahasa bermakna: Mencurahkan kesungguhan, mengerahkan kekuatan secara maksimal. Sedangkan mengikut terminalogi (istilah)
Perkataan jihad mempunyai makna: Mengorbankan jiwa, dan harta dalam membela dien Allah dan melawan musuh - musuhNya.
PEMBAGIAN JIHAD
1. Jihadun Nafsi:
Yaitu Pembinaan/Tarbiyyah manusia terhadap dirinya untuk menta'ati Allah, menolak fitnah syahwat dan syubhat, dan melaksanakan ketaatan walupun ia amat berat dan tidak disukai oleh hawa nafsunya.
2. Jihadus Syaitan :
Yaitu Jihad melawan syaitan dengan menolak syahwat dan syubhat yang dilontarkan (godaan syaitan) kepada manusia. Jihad terhadap syaitan dengan menolak syubhat yaitu dengan ilmu yang manfa'at dan warisan para nabi sehingga membuahkan keyakinan yang teguh kedalam hati. sedangkan Jihad terhadap syaitan dengan menolak syahwat dan segala keinginan yang merusak yaitu dengan perasaan takut kepada Allah dan banyak mengingat perjumpaan dengannya dan kedudukannya dihadapan Alla swt.
3. Jihadul Kuffar :
Yaitu Jihad menghadapi orang kafir dengan memerangi dan membunuh mereka, dan mengerahkan segala yang diperlukan dalam peperangan baik berupa harta, jiwa dan yang lainnya
4. Jihadul Murtaddien.
Perbuatan orang Murtad disebut Riddah. Menurut bahasa : Riddah adalah mundur yaitu kembali dari sesuatu menuju sesuatu yang lain. jadi orang Murtad adalah orang yang kembali kepada kekafiran sesudah masuk Islam.
5. Jihadul Munafiqin.
Yaitu Jihad menghadapi orang-orang munafiq dengan lisan, menegakkan hujjah atas mereka, mencegah mereka dari sikap kekafiran yang tersembunyi, menjauhkan segala permainan dan langkah-langkah mereka, dan menolak terhadap perbuatan dan perilaku mereka dsb. Dan Jihad terhadap mereka ini merupakan satu jenis dari Amar Ma'ruf dan Nahi Munkar. (Insya Allah uraiannya akan dibahas dalam makalah tersendiri)
6. Jihaduz Zalimin
yaitu Jihad terhadap orang-orang Fasik, Zalim, Ahli bid'ah dan pelaku kemungkaran. Dan Jihad terhadap mereka ini termasuk satu jenis Amar Ma'ruf dan Nahi Munkar. (Insya Allah uraiannya akan dibahas dalam makalah tersendiri)

Kalau begitu, fahamlah kita bahwa arti jihad itu ialah menegakkan kalimah Allah, yang mana kalimah Allah ada tiga perkara asas yaitu iman, Islam dan ihsan . Daripada tiga perkara itu dipecahkan menjadi banyak lagi dan diperjuangkan hingga orang terima. Bila orang terima dan orang amalkan maka lahirlah dalam kehidupan keindahan-keindahan Islam, yakni syiar-syiar Islam yang Tuhan kata: "Barang siapa membesarkan syiar-syiar Tuhan, itulah dan hati yang bertaqwa." Berjihad sama sekali tidak ada kaitan dengan militansi. Kita berjuang tidak ada hubungan dengan perang. Cuma bilamana kita berjuang seperti yang dikatakan tadi maka kalau ada orang yang hasad dengki, dia akan memerangi kita. Bukan kita yang undang, tapi orang lain yang undang. Jadi perang itu kalaupun berlaku bukan dan kita tetapi musuh yang mengundang. Bukan salah kita tetapi salah musuh. Dalam berhadapan dengan musuh itu pun terbahagi kepada dua. Kalau dia undang perang, kita tengok dulu kekuatan kita. Kalau kita masih lemah, kita elakkan dulu. Macam Rasulullah, masa masih lemah, Baginda tidak lawan. Sebaliknya Baginda menyuruh Sahabat-Sahabat berpindah dari Mekah ke Habsyah dan baginda sendiri pernah pergi ke Thaif. Begitu juga sewaktu berhijrah ke Madinah, umat Islam masih lemah lagi. Setelah ada kekuatan, bila orang undang perang, baru Rasulullah berperang. Selagi belum ada kekuatan, baginda elakkan dulu. Sebaliknya sekarang, kita yang undang orang perang. Kalau kita kuat bisa tahan tapi kita cuma guna batu dan lastik, hendak melawan musuh yang ada kereta kebal!!. Itulah gambaran arti jihad atau arti berjuang. Cantik dan indah. Tetapi ulama pun sudah tidak faham. Berapa banyak orang hari ini yang berjuang secara militan. Manakala yang tidak militan pula, hasilnya tidak ada. Dia memperjuangkan hak orang, dia berkata dia perjuangkan Islam. Dia perjuangkan ideologi, dia berkata dia perjuangkan Islam. Dia perjuangkan kefahaman ciptaan manusia dan isme, dia kata dia perjuangkan hak Tuhan. Kedua-duanya tidak betul. Kedua-duanya tidak akan menghasilkan apa-apa.

Jumat, 23 Januari 2009

Kelas X tugas dan ulangan

Kelas X SMA
mulai minggu depan tanggal 31 presentasi fiqih
tanggal 31 Januari 2009 untuk materi Zakat kelompok 5 yang mempresentasikan
minggu 1 bulan februari materi Haji dan Umrah kelompok 6 yang mempresentasikan
minggu ke - 2 bulan februari materi Waqaf kelompok 7 yang mempresentasikan
minggu ke - 3 bulan februari ulangan fiqih mengenai zakat, haji dan umrah serta waqaf

tugas untuk tarih
carilah keterangan mengenai perang siffin dan hal - hal yang berkaitan dengan perang tersebut!
tugas ditulis sebuah kertas dikumpulkan minggu ke 2 februari 2009
Ulangan Tarih pada minggu ke 3 Bulan Februari

Rabu, 14 Januari 2009

Tugas untuk kelas XII IA dan IS

Tugas Bagi Kelas XII IA dan IS mata pelajaran Tarih.
dikerjakan secara personal!!!!
1. carilah sebuah artikel mengenai perkembangan Islam di sebuah negara dari majalah, koran, tabloid.
2. setiap siswa tidak boleh sama artikelnya. referensi harus dicantumkan!
3. dikumpulkan sebagai tugas mata pelajaran tarih semester genap
4. dikumpulkan paling lambat tanggal 28 Februari 2009
5. bagi yang tidak mengumpulkan tidak mendapat nilai mata pelajaran tarih

Mata Pelajaran Al Qur'an
Persiapkan untuk praktek membaca, menulis, dan tanya jawab secara individu, mulai minggu depan tanggal 22 Januari 2009 secara individu. Pelajari Materi di Modul semester Genap!

Mata Pelajaran Ibadah!
kerjakan soal berikut ini!
1. siapa sajakah ahli waris yang berasal dari pihak laki - laki?
2. siapa sajakah ahli waris yang mendapat bagian sisa (ashabah)
3. apakah hijab dan mahjub itu?jelaskan secara rinci!
4. seorang pewaris meninggalkan harta waris sebanyak 16 juta rupiah, ahli warisnya seorang istri, ayah, anak laki laki dan 5 anak perempuan. berapakah bagian waris masing masing?
5. seorang pewaris meninggalkan harta waris sebanyak 200 juta rupiah. untuk keperluan rumah sakit sejumlah 23 juta rupiah, hutang sebesar 120 juta dan zakat sebesar 2,5%nya. ahli warisnya adalah seorang suami, 4 anak laki - laki dan 3 anak perempuan. berapakah bagian masing - masing ahli waris.


keterangan
1. untuk mapel tarih boleh ditulis tangan atau diketik
2. untuk mapel Ibadah di kerjakan pada buku anda masing masing! dikumpulkan 1 minggu setelah tanggal 20 Januari 2009


selamat mengerjakan tugas!!!!
Guru Mapel


Yus LIstiawan Bisron, S.PdI.

Rabu, 07 Januari 2009

Tour de Siung 08



Tour de siung 08

ini foto sudah berada di pantai krakal...

Tour de siung by brother bro old motorcycle...tgl 28 - 29 Desember 2008

start pukul 23.00 WIB dari Lancar Motorspor, kemudian kembali ke rumah pukul 20.00 WIB tanggal 29 Desember 2008