Proses Ekspansi Ke Andalusia
Ketika itu Dinasti Umayah dipegang oleh Khalifah al- Walid bin Abdul Malik (al-Walid I ) (naik takhta 86 H 1705 M ), khalifah keenam. la menunjuk Musa bin Nusair sebagai gubernur di Afrika Utara Pada masa kepemimpinan Musa bin Nusair, Afrika sebagian barat dapat di kuasai kecuali Sabtah (Ceuta ) yang pada waktu itu berada di bawah kekuasaan Bizantium. Ketika inilah pasukan Islam mampu menguasai bagian barat sampai Andalusia.
Kerja sama ditawarkan oleh Julian kepada tentara Islam yang ketika itu dipimpin oleh Musa bin Nusair di terima dengan baik. Setelah mendapat persetujuan dari Khalifah al Walid I, Musa bin Nusair memerintahkan panglima Tariq bin Abdul Malik an- Nakha I melakukan penjajakan awal dengan membawa 400 tentara dengan 100 pasukan berkuda memasuki wilayah Andalusia pada tahun 710. pada tahun 711. Musa bin Nusair mengutus *Tariq bin Ziyad untuk melanjutkan penyerangan ke Andalusia dengan pasukan yang lebih besar _ ini merupakan masa pertama bagi Islam memasuki Andalusia Tariq bin Ziyad memimpin pasukan yang berjumlah kurang Iebih 7. 000 orang (ada jugs yang menyebutkan jumlahnya 12000 prang Barbar) untuk menyerbu Andalusia.
Pasukan yang dipimpinya mendarat di sebuah bukit, yang kemudian di abadikan dengan nama " Jabal Tariq " atau Jibraltar. Pasukan Tariq bin Ziyad berhasil mengalahkan Raja Roderick yang tewas dalam pertempuran itu . Kemenangan ini menjadi modal baginya untuk menaklukan wilayah lainya seperti Cordoba, Archedoba, Malaga, Elvira, dan akhiny Toledo; yakni pusat kerajaan Visigoth. Mendengar keberhasilan pasukan Islam, maka pada tahun 721 Musa bin Nusair memimpin satu pasukan menuju Andalusia melalui jalan yang tidak dilalui oleh pasukan Tariq. Pasukan bin Nusair ini melewati pantai barat Semenanjung dan berhasil menakuukan kota- kota yang di lewatinya, antara lain Sevilla dan Merida pasukan Musa bin Nusair bertemu dengan pasukan Tariq bin Ziyad di kota Taledo.
Dengan bergabungnya dua pasukan , daerah yang ditaklukan semakin meluas sampai keutara seperti Saragosa, Terroofona , dan Barcelona. Setelah daulat Bani Umayyah di Damascus di tumbangkan Daulat Abasiyyah berdiri dengan khalifah pertama Abu Abbas as- Saffah. ketika itu juga keamiran di Andalusia berada di tangan Yusuf bin Abdurrahman al - Fihr (129 H/ 746 M- 138 H/ 756 M) dari Bani Muzar. Salah seorang dari keluarga Umayyah yang bemama Abdurrahman bin Mu'a wiyah bin Hisyam bin Abdul Malik , yang bergelar Abdurrahman ad- Dakhi, selamat dari penangkapan Dinasti Abbasiyah yang selalu mengejar-ngejar keturunanan Umayyah, bahkan berhasil memasuki Andalusia, setelah berhasil menghadapi berbagai tangtangan, antara lain penguasa Andalusia pada waktu itu, akhirnya Abdurrahman bin Mu awiyah berhasil mengambil alih kekuasaan.
Abdurrahman bin Mu'a wiyah memasuki wilayah Andalusia ini antara lain karena adanya perselisihan di antara kabilah-kabilah, khususnya masalah intern kabilah Arab dari Qais dan Yaman yang tidak setuju terhadap kepemimpinan Yusuf bin Abdulrrahman al-Fihr. Abdulrrahman bin Muawiyah juga mendapat dukungan dari warga Umayah yang telah tinggal di Andalusia di samping dari dukungan Yaman yang sedang bertikai dengan Yusuf din Abdulrrahman at- Fihr. Abdulrrahman III menjadikan Andalusia suatu kekhalifahan dengan khalifah yang bergelar Amirulmukminin (912-1031). Gelar khalifah selanjutnya di pergunakan oleh pengganti - penggantinya sapai akhir masa pemerintahan Bani Umayyah. Setelah berakhinya Bani Umayyah (1031 ), Andalusia pecah menjadi kerajaan-kerajaan kecit yang lajim disebut Muluk at- tawa'if (raja- raja kelompok/ golongan )
Sebagaimana munculnya dinasti- dinasti kecil di timur. Dinasti- dinasti kecil itu antara lain Bani Abbad di Sevilla, Bani Hud di Saragosa ; Bani ZunNun di Toledo, Bani Ziri di Granada, dan Bani Hammud di Khordoba dan Malaga . sesudah Muluk at- Tawa'if muncullah Dinasti Murabitun yang berkuasa pada tahun 1090- 1147, kemudian Dinasti Muwahhidun ( alMuwahhidun ) pada tahun 1147- 1232, Dan selanjutnya Dinasti Bani Nasir
pada tahun 1232 - 1492 .
Ketiga dinasti tersebut di atas mencapai kemajuan di berbagai bidang mengalami zaman keemasan ilmu pengetahuan dengan berhasil memunculkan lembaga-lembaga pendidikan terkenal yang menelurkan para ilmuan ternama. Ilmu pengetahuan berkembang dengan perantaraan bahasa Arab . Orang orang Andalusia, balk muslim atau non muslim, menerima dan mempelajari bahasa Arab. Akibatnya, lahirnya beberapa ahli bahasa . diantaranya Ibnu khusuf, Ibnu al-Hajj, Abu Hasan, Ibnu Asfur, Abu Hasyyan al- Garnati, dan Ibnu Malik yang mengarang kitab a/ - Alfiyah (buku tata bahasa arab yang di susun dalam bentuk seribu bait syair) Filsuf - Filsuf besar yang lahir dalam periode ini antara lain Ibnu Tufail (w. 1185)
Yang menulis buku Hayy Ibn Yaqzan ( buku filsafat yang berisikan cerita seorang anak yang di pelihara oleh rusa filsafat akal dan wahyu ) Ibnu Bajjah (w. 1138 ) yang dalam literatur Barat dikenal dengan Avenpas dan merupakan komentaror kaya- karya Aristoteres, ahii fisika dan ahli musik karyanya yang utama adalah Tadbir al - Mutawahhid (susunan yang menyatu ), kemudian Ibnu Rusyid ( 1126 - 1198 ) yang memberikan jawaban atas serangan al-Gazali dalam bukunya Tahafut at- Tahafut (keracunan dari keracunan ), dan komentar terhadap karya Aristoteles Jami Talkhis (rangkuman yang Iengkap ). karena pengaruhnya yang besar, di Eropa rnuncul suatu aliran Filsafat yang di kenal dengan nama Averoisme.
Disamping ilmu-ilmu aqli ( ilmu yang berdasar pada penalaran rasional) berkembang pula ilmu- ilmu naqli ( ilmu yang berdasar pada AlQur' an dan hadis ) . Di bidang Tafsir Al- Qur `an , Andalusia melahirkan nama- nama antara lain Ibnu Ati ah (w. 546 H ) dan al - Qurtubi (w. 671 H ), dua mufasir (ahli tafsir) ini menggunakan metode penulisan at - Tabari yang dikenal dengan Tafsir bi al - Ma ` sur. Bidang hadis, terdapat para pakar seperti Ibnu Waddah bin Abdul barr, al Qadi bin Yahya al- Laisi, Abdul walid al- Baji , Abdul walid bin Rusyid , dan Abu Asim yang menulis kitab at Tuhfah (persembahan ),
Dalam bidang fikih / syariat muncul beberapa ilmuwan terkemuka . umpamanya Abu Bakar al--Qutiyah, Ibn Hazm yang menulis kitab al - Muhalla (tentang fikih ) dan al - Ihkam fi- Usul a/ Ahkam (tentang usul fiqih). Munzir bin Sa'id al- Balluti (w. 355 H ) yang pernah menjadi hakim agung di rnasa pemerintahan Abdurrahman III, dan Ibnu Rusyid dengan k &dayah al- Mujtahid (permulaan bagi seorang Mujtahid Islam bidang tasawuf, Andalusia memiliki nama- nama sepert] Irlkrtvydm' Ibnu Arabi, sufi ternama yang menghasilkan banyak karya tulis & risalah al- Futuhat al- Makkiyyah ( Penaklukan Mekah ). dan terkenai dengan pw -Wahdatul wujud ( kesatuan wujud ).
Di bidang kedokteran Andalusia juga mencapai kejayaanya. Cordoba sebagai salah satu pusat aktivitas medic telah melahirkan beberapa Ilmuwan terkemuka. Diantara Ilmuwan yang telah banyak jasanya terhadap perkembanga ilmu medis Islam ialah Ibnu Rusyd yang telah menghasilkan karya besar kitab al- Kulliyyat fi at- Tibb (tentang pilsapat ilmu kedokteran ), suatu kitab referensi yang di pakai selama berabad-abad di Eropa . di bidang obat-obat an di kenal nama-nama sebagai Abu Ja'far Ahmad bin Muhammad al- Gafiqi ( w. 1165 ) dengan karyanya al Adawiah al- Mufradah (urayan tentang berbagai macam obat ) dan Abu Bakar Jakariya Yahya bin Awwan dengan karyanya yang berjudul al- fillahat ( urayan tentang berbagai macam obat ),
Dalam bidang pertanian, Andalusia sudah mengenal irigasi dan saluransaluran air. Dengan pembangunan irigasi yang baik mereka dapat membangun kebun tebu, kapas, padi , jeruk , anggur, dan sebagainya . kemajuan dalam bidang ini membawa kemakmuran dan kesejahteraan kepada masyarakat. Karena kemajuaan ekonomi, Andalusia mampu membangun beberapa kota yang megah dan mempunyai banyak bangunan menumental. Abdurrahman III membangun kota kordoba sebagai kota pemerintahan kota Cordoba dilengkapi denga taman istana jatan-jalan Masjid, perpustakaan, perkantoran , dan lain - lain . kota termegah adalah az- Zahra yang di bangun oleh Abdurrahman III dan kota Granada . yang Cantik dan megah yang memiliki . Alhambra yang sangat terkenal di dunia . Cordoba juga terkenal dengan universitasnya. Yaitu Universitas Cordoba Universitas ini memiliki kampus yang megah y ang di bangun oleh alHaqam II Abdurrahman III (961- 976 ).
Kemajuan di didang seni, seperti arsitektur dan desain, dapat di lihat dari keindahan Mesjid Cordoba yang di bangun pada masa Abdurrahman ad Dakhlil. Di bidang sastra, Andalusia memunculkan nama seperi Ibnu Sayidar al- Andalusi yang menulis kitab al Mujam (ensiklopedi ) dan Muhammad bin Hani yang menulis al-Andalusia ( uraian tentang Andalusia) . Di bidang sejarah di kenal Ibnu Qutiyah (w. 927 ) , penulis buku Ta' rikh iftitah al -andalis yang berisi sejarah penaklukan Andalusia sampai mass awal kekuasaan Abdurrahman III .,
Dalam bidang geografi, dari Andalusia muncul, nama-nama cemerlang seperti Ibnu Abdul Aziz al Bahri (w, 1094 ). Dengan karyanya al - Masalik wa al- Mamalik ( tentang geografi ), al-Idrisi (1100- 1166 ). Abdul Husain Muhamad bin Ahmad al- Kinani bin Jubair ( 145) . dengan karyanya Rihlan (suatu perjalanan ), dan Muhamad Al- Mazini (1080- 1170) Seorang ahli geografi terkenal .
Dalam bidang astronomi, terkenal nama- nama az- Zarqali ( 1.1029 ). Di toledo Abdul Qasim Maslama bin Ahmad al- Farabi al- Habib al- Majriti ( w. 1007 ) di Cordoba yang merupakan terkemuka muslim Andalusia angkatan pertama. Selain itu, muncul Jabir bin Aflah Abu Muhammad (w. 1204 ), di Sevilla yang menulis kitab al- Hai'a , yang membuat angka -angka trigomometrik yang masih di gunakan sampai sekarang, dan Nuruddin Abu Ishaq al- Bitruji (w. 1204 ). yang menulis kitab Al- Hai'a, . karya- karya para Astronom muslim ini telah banyak menyumbangkan istilah yang berasal dari bahasa Arab ke dalam pembendaharaan ilmu Astronomi dan matematika.3
Andalusia di bawah kekuasaan Islam mengalami kemajuaan pesat dan menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan sehingga menjadi tujuan mencari ilmu di Arab pertengahan. Kemajuan tersebut secara berangsur- angsur pudar dan akhirnya hilang yang tertinggal adalah peninggalan masa lampau yang gemilang. Munculnya dinasti-dinasti kecil mengakibatkan disintregrasi kekuatan islam Andalusia. Mereka sating berperang bahkan di adu domba oleh pihak ke tiga. Sementara dinasti dinati kecil sating berperang, orang kristen menyatukan diri untuk menaklukan orang Islam dan mengusirnya dari Andalusia.
Secara politik, kekuatan Islam berakhir pada abad ke, 15 yang di tandal dengan kekalahan demi kekalahan kerajaan Islam. pada tahun 1469 kerajaan Ferdinand dari Arogon dan kerajaan isabella dari Castilia bersatu menyerang kekuatan Islam di bawah kekuasaan Dinasti Ahmar di Granada yang terkenal dengan Alhamra. Pada tanggal 2 Januari 1492 / 2 Rabiul awal 897, Ibu kota Granada. di kepung dan di takiukan oleh penguasa Kristen . Setelah orang Kristen menguasai orang Andalusia, gerakan Kristenisasi di laksanakan, yaitu memaksa orang menganut kembali Agama Kristen Kardinal Ximenerde Cisneros menyingkirkan semua buku Arab. yang menguraikan Agama islam dan membakarnya pada tahun 1556 , Raja philip II ( Raja Spanyol 1556- 1598) mengumumkan suatu Undang- undang agar kaum muslimin yang masih tinggal di Andalusia membuang ke percayaan , bahasa adat istiadat dan cara hidupnya. Pada tahun 1609 Raja Philip III 1598- 1621 ) mengusir secara paksa semua kaum muslimin dari Andalusia atau mereka di hadapkan kepada dua pilihan, masuk Kristen atau keluar dari Andalusia .
Henri Pirenne berpendapat bahwa penaklukan orang-orang Arab atas Afrika Utara dan Spanyol telah mengubah pola-pola perdagangan lama. Dikemukakannya juga bahwa penaklukan tersebut telah mengakibatkan Eropa Barat lebih melihat ke utara ketimbang laut tengah.4 Lebih lanjut, Watt mengemukakan bahwa orang Arab telah memberi sumbangan mereka dalam hal teknik pelayaran kepada orang Eropa. Peta laut yang merupakan alat penting untuk pelayaran telah dikembangkan dari perpetaan Islam oleh orang-orang Genoa dan yang lain-lainnya. Dubawah lindungan seorang sarjana Arab dari Afrika Utara dan Cordova, al-Idris (1100-1166), telah menghasilkan gambaran dunia yang lengkap seperti yang telah dikenal saat ini. Dari Orang Arab pula orang Eropa memperoleh pengetahuan geografis yang lebih luas dan memadai.5 Leih lanut pula Wattt menguarikan, sumbangan orang Arab bagi peradaban Barat antara lain sistem pertanian, dan irigasi (perairan).
Pelacakan historis tersebut menjadi sangt logis bahwa peradaban. Barat dibnagun dari rahim fase sejarah Islam menduduki Andalusia. Secara sosial politik, Islam dalam posisi yang sangat kuat untuk melakukan ekspansi dan secara peradaban dalam Puncak keemasaannya. Proses ekspansi inidiikuti dengan transfer of science dari kaum muslimin ke penduduk Andalusia saat itu. Kebudayaan terbuka dan dermawan ilmu yang dibangun oleh kaum Muslimin saat itu, menjadikan setiap kelompok, daerah, atau suku bangsa sangat terbuka lebar menimba ilmu pengetahuan dari kaum Muslimin di Andalusia. Termasuk banyak orang-orang Eropa yang banyak menimba ilmu pengetauan dari Muslim Spanyol. Ketika mereka sudah kembali ke daerah masing-masing banyak yang mengembangkan ilmu pengetauan tersebut di daratan Eropa.
Roda sejarah pun berputar, ketika kekuatan sosial politik makro umat Islam seat itu mengalami keruntuhan, make seiring dengan itu jatuh pula tradisi peradaban yang telah dibangun cukup lama di berbagai bidang ilmu tersebut. Dalam kondisi ini Eropa terus memacu etos saintis yang telah didapat kaum Muslimin Spanyol. Akhirnya, Eropa Barat berhasil melesat menjadi bangsa termaju dalam sains dan teknologi, dengan bermodal dari akar keilmuan umat Islam dan menggilas dunia muslim. Proses senjata makan tuan pun terjadi. Kaum muslimin yang membuat sains dasar, orang Eropa yang mengembangkan, dan Akhirnya Eropa pun membunuh kaum muslimin. Wallahu `a/am bissawab.