MASUKNYA
ISLAM KE KALIMANTAN SELATAN
Di muka
telah disebutkan bahwa Sultan Suriansyah diislamkan oeh seorang Penghulu dari
Demak. Peritiwa ini terjadi pada awal abad ke 16, yakni pada masa awal
pemerintahannya. Pengislaman Sultan ini diikuti pula oleh para Patih dan
rakyatnya.
Dalam
hikayat Banjar tidak disebutkan siapa nama Penghulu dari Demak yang
mengislamkan/melaksanakan pengtahbisan Raden Samudera sebagai raja Islam
pertama di Kerajaan Banjar. mengemukakan ada lima Imam (Penghulu) Demak selama
Kerajaan Demak berdiri, yaitu:
1. Sunan
Bonang atau Pangeran Bonang, dari 1490 sampai 1506/12.
2. Makdum
Pembayun dari 1506/12 hingga 1515.
3. Kiayi
Pembayun dari 1515 sampai 1521.
4. Penghulu
Rahmatullah dari 1521 hingga 1524.
5. Sunan
Kudus 1524---
Di samping
itu ada data-data yang menunjukkan bahwa Islam telah masuk dan dikenal orang
Banjar jauh sebelum peristiwa datangnya Penghulu dari Demak tersebut:
a. Pada abad
ke 15 ketika permintaan cengkih bertambah besar, maka tanaman ini yang
dahulunya hanya merupakan hasil hutan kemudian ditanam di
perkebunan-perkebunan. Usaha perkebunan cengkih yang mula-mula terdapat di
Ternate, kemudian seram dan Ambon. Para pedagang Gujarat yang beragama Islam,
kemudian juga dengan para pedagang Cina yang menurut berita Jing Yai Sheng Lan
tahun 1416 sudah banyak yang beragama islam, dalam perjalanan itu mereka
singgah di bandar-bandar kalimantan Selatan dan Makasar. 22)
b. Raden
Paku (Sunan Giri) putra Sayid Ishak pada waktu berumur 23 tahun berlayar ke
Pulau Kalimantan di pelabuhan Banjar, membawa barang dagangan dengan 3 buah
kapal bersama dengan juragan Kamboja yang terkenal dengan nama Abu Hurairah
(Raden Burereh). Sesampainya di pelabuhan Banjar datanglah penduduk
berduyun-duyun membeli barang dagangannya, kepada pendudk fakir miskin
barang-barang itu diberikannya dengan Cuma-Cuma. 23).
c. dalam
rangka menghadapi pangeran Tumenggung, Patih Masih telah menasihatkan kepada
Raden Samudera untuk meminta bantuan kepada Kerajaan Islam Demak. Tindakan
Patih Masih tersebut menunjukkan adanya simpati terhadap orang-orang Islam yang
sedikit banyaknya sebagai seorang penguasa bandar telah mengetahui perihal
kehidupan pedagang-pedagang Islam yang pernah datang ke Bandar Masih
sebelumnya.
Data-data tentang adanya pedagang Gujarat dan pedagang Cina yang sudah
beragama Islam, yang pada sekitar awal abad ke 15 dalam perjalanan mereka
singgah di pelabuhan-pelabuhan Kalimantan Selatan, demikian juga adanya berita
tentang pedagang Islam dari Jawa (Raden Paku) yang pernah singgah dan berdagang
dan berdagang di pelabuhan Banjarmasin, juga adanya anjuran Patih Masih agar
Raden Samudera meminta bantuan kepada Sultan Demak, serta adanya kelompok
pedagang dari luar seperti orang Melayu, orang Cina, orang Bugis, orang
Makasar, orang Jawa, yang menyatakan membantu raden Samudera ketika timbul
perlawanan terhadap Pangeran Tumenggng, semua itu menunjukkan bahwa agama Islam
sudah masuk ke kalimantan Selatan melalui para pedagang jauh sebelum bantuan
dan Penghulu yang dikirimkan Sultan Demak sampai di Banjarmasin.
PERKEMBANGAN
ISLAM DI KALIMANTAN SELATAN
Penduduk
asli Pulau Kalimantan disebut orang Dayak. Orang Dayak yang mendiami Pulau
Kalimantan tersebut terdiri atas beberapa suku. Masing-masing suku mempunyai
kepercayaan masing-masing. Tetapi pada dasarnya kepercayaan mereka itu
mempunyai persamaan-persamaan yang banyak. Istilah yang populer menyebut
kepercayaan mereka adalah kepercayaan Kaharingan.24).
Penduduk
asli tersebut kemudian terdesak ke arah pedalaman. Di pesisir barat terdesak
oleh orang-orang Melayu dan Cina, di selatan terdesak oleh orang-orang Melayu
dan orang-orang Jawa, dan di bagian tenggara terdesak oleh orang-orang Bugis,
Makasar dan Sulu.25).
Orang Dayak
yang mendiami daerah-daerah pedalaman Kalimantan tersebut dapat dibagi atas 7
macam suku, yakni:
1. Suku Dayak Kenya dan Bahau yang mendiami pedalaman Mahakam.
2. Suku Dayak Punan, yang mendiami pedalaman daerah Berau.
3. Suku Dayak Siang, yang mendiami pedalaman Barito Hulu.
4. Suku Dayak Kayan, yang mendiami perbatasan Serawak.
5. Suku Dayak
Iban dan Kalemantan, yang mendiami pedalaman Kalbar dan utara.
6. Suku
Dayak Ngaju, yang mendiami pedalaman Kapuas, dengan suku-suku kecilnya, yakni:
a. Dayak Lawangan, yang mendiami pedalaman Barito Timur.
b. Dayak
Manyan, yang mendiami pedalaman Balangan dan Barito Selatan.
7. Suku
Dayak Ot Danum, yang mendiami pedalaman Tumbang Siang, Tumbang Miri, Tumbang
Lahang dan sekitarnya.26).
1. Masuknya
agama Islam ke Kalimantan Selatan tidak identik dengan berdirinya Kerajaan
Banjar (Banjarmasin):
a. Islam masuk
ke Kalimantan Selatan setidak-tidaknya pada awal abad ke 15, bersama datangnya
pedagang-pedagang Gujarat dan Cina yang singgah berdagang di bandar-bandar
Kalimantan Selatan;
b. Kerajaan
Banjar adalah kerajaan Islam pertama di Kalimantan selatan. Rajanya berna Raden
Samudera, yang setelah beragama Islam bernama Sultan Suriansyah. Memerintah
sekitar tahun 1526-1550;
c. Sejak
berdirinya Kerajaan Banjar penyebaran Islam dilakukan lebih giat dan meluas.
Pada masa pemerintahan Sultan Suriansyah terkenal seorang yang berjasa dalam
penyebaran Islam di Kalimantan Selatan bernama Khatib Dayyan.
2.
Masyarakat Kalimantan selatan yang mula-mula menerima ajaran Islam tersebut,
masih tidak dapat melepaskan diri dari unsur-unsur kepercayaan lama
(Kaharingan, Syiwa-Budha). Kegiatan-kegiatan mereka yang berhubungan dengan
ibadah dan amaliah dalam keagamaan masih dipengaruhi oleh tradisi-tradisi
kepercayaan yang pernah berkembang sebelumnya.
3.
Pembaharuan-pembaharuan dan penyebaran ajaran Islam yang langsung bersumber dari
Mekah baru dimulai pada awal abad ke 18, yakni oleh Syekh Muhammad Arsyad al
Banjari. Dalam usaha penyebaran ajaran Islam tersebut beliau melakukan
pengajian dan penyebaran anak cucu /murid-muridnya ke daerah-daerah pedalaman
Kalimantan Selatan, di samping juga menulis buku-buku agama yang kemudian
tersebar di beberapa daerah di Nusantara bahkan sampai dan digunakan di
beberapa negara Asia tenggara.-
Di
Kalimantan, Islam masuk melalui Pontianak yang disiarkan oleh bangsawan Arab
bernama Sultan Syarif Abdurrahman pada abad ke-18. Di hulu Sungai Pawan, di
Ketapang, Kalimantan Barat ditemukan pemakaman Islam kuno. Angka tahun yang
tertua pada makam-makam tersebut adalah tahun 1340 Saka (1418 M). Jadi, Islam
telah ada sebelum abad ke-15 dan diperkirakan berasal dari Majapahit karena
bentuk makam bergaya Majapahit dan berangka tahun Jawa kuno. Di Kalimantan
Timur, Islam masuk melalui Kerajaan Kutai yang dibawa oleh dua orang
penyiar dari Minangkabau yang bernama
Tuan Haji Bandang dan Tuan Haji Tunggangparangan. Di Kalimantan Selatan, Islam
masuk melalui Kerajaan Banjar yang disiarkan oleh Dayyan, seorang khatib (ahli
khotbah) dari Demak. Di Kalimantan Tengah, bukti kedatangan ditemukan pada masjid Ki Gede di Kotawaringin
yang bertuliskan angka tahun 1434 M.